Para ahli mikrobiologi dari Hollins University mengumumkan hasil penemuan tersebut dalam International Journal of Food Microbiology.
Mereka melaporkan bahwa bakteri coliform yang banyak terdapat dalam feses terdeteksi sebanyak 48 persen pada minuman soda dan hasil mikroskop menunjukkan jumlah bakterinya lebih besar dari 500 cfu/ml. Jumlah yang cukup untuk menyebabkan usus menghasilkan reaksi yang tidak nyaman.
Lebih dari 11 persen minuman yang dianalisa adalah bakteri coliform Escherichia coli (E. Coli) dan 17 persennya adalah Chryseobacterium meningosepticum. Beberapa bakteri patogen lainnya yang terdapat dalam minuman soda antara lain Klebsiella, Staphylococcus, Stenotrophomonas, Candida dan Serratia.
Fakta lainnya yang lebih mengejutkan adalah, hampir semua bakteri yang teridentifikasi tersebut menunjukkan resistensi atau kekebalan terhadap 11 jenis antibiotik yang diujikan peneliti.
Peneliti juga melaporkan peningkatan kasus penyakit 'gastric distress' atau penyakit gangguan pencernaan pada beberapa orang yang mengonsumsi minuman soda dari restoran cepat saji.
Meskipun beberapa tempat makan fast food sudah memiliki sertifikat aman dari perusahaan auditor atau penjamin kesehatan, namun banyak diantaranya yang tidak melakukan update sertifikasi selama beberapa tahun.
"Hal ini semakin meyakinkan bahwa mengonsumsi minuman soda tidak aman. Lebih banyak bahaya yang akan didapatkan daripada keuntungan mengonsumsinya," ujar seorang peneliti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beri komentar pada artikel ini