Michael Mansfield, pengacara yang mewakili ayah Dodi, Mohamed al-Fayed, memaparkan kesimpulan penyelidikan melalui memoar yang diterbitkan tahun lalu untuk merayakan perjalanan kariernya selama 40 tahun malang melintang sebagai pengacara kontroversial.
Dalam memoar itu, Mansfield menyimpulkan ada upaya menakut-nakuti mantan menantu kerajaan Inggris itu untuk menghentikan aktivitas kemanusiaannya dan mengakhiri hubungan dengan Dodi al-Fayed.
Tapi teror itu tidak berjalan semestinya, hingga berujung tewasnya pasangan itu pada tahun 1997 di Paris dalam sebuah kecelakaan mobil.
Diana yang semasa hidupnya terkenal berjiwa sosial tinggi, gencar mengampanyekan isu melawan penggunaan ranjau darat, yang notabene merupakan “lahan garapan” militer Inggris. Aktivitas ini meningkat beberapa bulan sebelum kematiannya.
Sejak hubungan cintanya kandas dengan pangeran Charles, putri asal Wales ini kerap “berkicau” mengenai urusan internal keluarga kerajaan Inggris.
Resmi bercerai tahun 1996, Diana makin gemar melempar kritik tajam pada keluarga kerajaan.
Pihak yang merasa terusik mencoba menghentikan langkah Diana dan menjadi putri manis saja.
Mengutip pernyataan Mohamed al-Fayed, Diana terbunuh oleh konspirasi yang melibatkan mantan perdana menteri Inggris, Tony Blair, intelejen Inggris, dan duta besar Inggris untuk Perancis.
Hingga saat ini pihak yang disebut menolak tuduhan.
Sekalipun pihak yang tertuduh mengelak, juri pengadilan yang menggelar kasus Diana pada April 2008, menyimpulkan kasus ini murni pembunuhan dan menyalahkan supir Diana, Henri Paul yang lalai dalam mengemudi karena berusaha menghindar dari kejaran paparazzi.
Seperti komentar Mansfield,
“Saya tidak percaya ada orang yang ingin melihat Diana tewas. Saya pikir ini adalah rencana untuk menyabotase hubungannya, mengubah hidupnya, dan menghentikan kegiatannya,”
“Tapi rencana itu berjalan terlampau buruk hingga berkahir pada kematiannya,” ujar Mansfield.
sumber: http://www.astaga.com/content/putri-diana-tewas-karena-konspirasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beri komentar pada artikel ini